Perawan Hilang, Kandungan Tak Diundang, dan Bayi yang Terbuang
Klickberita.com – Dalam pergaulan sehari-hari, kaum
perempuan lebih menjadi sorotan masyarakat dibandingkan kaum lelaki.
Bukan
tanpa sebab, jika perhatian serius itu ditumpahkan kepada makhluk berambut
panjang tersebut? Sayangnya bentuk perhatian yang sangat serius itu diabaikan
begitu saja, dan parahnya lagi dipahami terlalu mencampuri urusan orang lain.
Di kota metropolitan, pergaulan perempuan sudah bisa dinilai
sangat mengkhawatirkan. Pergaulan bebas adalah biang keladi utamanya. Nah, jika
sekali saja menginjakkan kaki di pergaulan bebas, maka akan sulit untuk
melangkah keluar.
Hingga akhirnya pelan-pelan kaum perempuan tadi terjerembab
jatuh dalam kubangan kotor dunia gila. Seks bebas, narkoba, dugem, melakukan
tindakan amoral, dan yang sangat menyakitkan lagi sudah berani melawan terhadap
orangtua dan keluarganya sendiri.
Bayi dalam kandungan (Ilustrasi) | Foto source Liveaction
Hei, lupa kau, Nak,
siapa yang melahirkanmu?
Apakah lupa juga siapa
yang mengasuhmu?
Lupa juga kah siapa
yang memberikan segala fasilitas hidup sampai remaja, bahkan juga sampai
dewasa?
Atau jangan-jangan,
Nak, cinta itu sudah hilang tertutup dunia barumu?
Salah satu bentuk tanggungjawab orangtua pada Allah SWT
adalah mendidik anaknya sesuai ajaran agama yang didasari Al-Qur’an dan Hadist.
Amanah berat itu pula yang nantinya dipertanyakan pada Allah pada orangtua. Sudah
sejauh manakah mendidik anaknya? Dan seberapa besar peranan orangtua dalam
mencegah anak-anaknya di jalan yang salah?
Jika memang cukup dan sekuat-kuatnya orangtua melindungi dan
membimbing anaknya sesuai ajaran agama, dan toh si anak tetap memilih jalannya
sendiri ketika sudah remaja. Maka anaklah yang yang menanggung semua beban di
dunia dan akhirat atas perbuatannya.
Tapi… lucunya, jika anak tadi sudah merasa menyesal di jalan
yang salah, akibat pergaulan bebas, hilangnya perawan, dan lebih parah lagi
sudah hamil di luar nikah. Maka si anak akan mengadu dengan tangisan penyesalan
kepada orangtuangnya. Lagi-lagi orangtuanya disusahkan akibat perbuatannya
sendiri.
Mau tak mau, terkadang orangtua untuk menutupi nama baik yang
sudah tercemar, maka dinikahkanlah si anak tadi dengan lelaki yang
menghamilinya. Apakah nama baik keluarga sudah kembali seperti semula? Ohhh…
tidak! Selamanya tetap buruk di masyarakat sekitar. Dan yang cukup tragis lagi
adalah sampai ke anak-cucu.
Bayangkan si anak yang sudah hamil, lalu dinikahkan secepat
mungkin, terus si bayi dalam janin itu statusnya bagaimana? Bukankah ia saat
terlahir di dunia tidak mempunyai ayah yang syah? Meskipun si ibunya tetap
menikah dengan lelaki yang menghamilinya. Secara biologis iya, tapi secara hukum?
Ini perlu dipertanyakan lebih lanjut.
Dan hal yang paling menyakitkan adalah si bayi tersebut kelak
sampai dewasa ada yang menyebutnya anak haram. Sungguh… sungguh itu menyakitkan
sekali. Di mana letak kesalahan si anak itu, hingga ia dilabeli gelar paling
buruk yang pernah ada di bumi ini?
Padahal ibu dan ayahnya lah pernah melakukan kesalahan fatal
sepanjang hidup itu, yang akhirnya berdampak buruk padanya.
Ada cerita lain… jika si perempuan tadi sudah hamil duluan,
dan takut melaporkan pada keluarganya, dan hanya memendam masalah itu sendiri.
Aksi sadis pun dimulai. Ia dengan tega sekali menggugurkan bayi dalam
kandungan alias aborsi. Mulai dari minum obat, sampai menyewa bidan khusus untuk memaksa
keluar si bayi dalam janin tersebut.
Maka sudah kedua kalinya ia melakukan kesalahan terbesar
dalam hidupnya. Pertama melakukan seks di luar nikah, dan kedua membunuh anak
yang tak berdosa, dan itu adalah anak dari darah dagingnya sendiri.
Siapapun yang mengetahui perbuatan keji tersebut (menggugurkan
bayi dalam kandungan), maka ia ikut pula bertanggungjawab atas pembunuhan bayi itu.
Dan dunia memang semakin gila, bahkan profesi pengguguran bayi itu sudah
menjadi profesi kedua dari seorang bidan yang melanggar etika profesionalitasnya.
Ini benar-benar dijadikannya kesempatan mencari uang dengan
cara haram dan benar-benar terkutuk. Apalagi yang pantas disebut dengan seorang
pembunuh bayi tak berdosa? Baik ibunya sendiri, lelaki yang menghamili yang
juga turut campur dalam proses pengguguran, dan tentunya si bidan tersebut.
Inilah fenomena perawan hilang, kandungan yang tak diundang,
dan bayi yang terbuang. Entah apa lagi langkah selanjutnya adik-adik kita atau
anak-anak kita yang melakukan tersebut? Apakah ia menyadari kesalahan itu
sepanjang hidup atau sudah lupa dalam hitungan hari? Hanya dia dan Maha Kuasa
lah yang tahu.
Namun kabar baiknya adalah selalu ada pintu maaf dan ampun
kepada siapa saja yang serius tidak mengulangi kesalahan yang sama. Bukankah
kita tahu Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun, juga Maha Penyayang?
Dan jikalau sudah terlanjur demikian, maksudnya sudah hamil
di luar nikah, pertanggungjawabkan anak itu dengan berani. Bicaralah baik-baik
pada keluarga, panggil juga sosok yang paham mengenai agama, mohon maaf dan
ampunlah karena sudah mengecewakan mereka. Dan berjanji tidak akan mengulangi
lagi.
Anak dalam kandungan itu, lahirkanlah dulu secara wajar. Dan setelah
anak tersebut lahir, maka menikahlah dengan lelaki yang sudah menghamili.
Jangan buru-buru menikah di saat perut sedang buncit (hamil).
Mungkin karena malu? Semua juga sudah terjadi. Apa yang
dimalukan? Maka tahanlah malu itu sendiri sampai anak itu lahir. [Asmara Dewo]
Baca juga: Dua Akibat Paling Berbahaya di Dunia Remaja
Info penting: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi
Posting Komentar untuk "Perawan Hilang, Kandungan Tak Diundang, dan Bayi yang Terbuang"