Pro Kontra Pembangunan Tugu Kuntilanak di Pontianak
Untuk menarik kunjungan wisata domestik maupun mancanegara, beberapa daerah di Indonesia membuat strategi jitu untuk memikat wisatawannya. Misalnya saja Kota Yogyakarta, dengan budayanya, kulinernya, harga berwisata di sana yang murah, sampai warga yang sangat ramah pada pengunjung.
Tak heran jika Kota Kesultanan ini merupakan kota wisata kunjungan setelah Bali dan Lombok. Jika wisata di Yogyakarta bisa dibilang cukup lengkap memenuhi sebagai kota wisata, lain halnya dengan Kota Pontianak, kota yang belum terlalu populer wisatanya.
Belakangan ini pro kontra pembangunan icon baru tugu kuntilanak yang akan dibangun setinggi sekitar 100 meter. Bisa dibayangkan bagaimana seramnya jika tugu kuntilanak itu ketika di malam hari? Sebuah ide yang unik memang, jika membangun tugu kuntilanak untuk memikat para wisatawan.
Ilustrasi Tugu Kuntilanak Foto Istimewa |
Pembangunan ini direncanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat (Kalbar). Trobosan ini sudah bulat, design tugu sudah dirancang, lokasi juga sudah ditetapkan, tinggal eksekusi saja.
“Tempat-tempat di Pontianak tidak bisa diandalkan dan tidak ada yang menarik atau membuat kesan untuk menarik orang (wisatawan) datang lagi,” kata Kadisporapar Kalbar Kartius seperti yang dikutip dari Jawapos.
Warga Pontianak tentu saja ada yang setuju, juga ada yang tidak setuju atas konseptor dunia pariwisata tersebut. Bahkan Walikota Pontianak H Sutardmiji tampaknya tidak setuju pembangunan tugu kuntilanak itu yang nantinya sebagai icon baru di kota yang dipimpinnya.
“Ka'ati (suka-suka) dielah (dialah), saya tidak ada ngurus itu. Terserah jak (saja),” ujar Sutarmidji. Dikutip dari JPNN.
Sedangkan Ketua DPRD Kota Pontianak Firdaus Zarn’in menyarankan agar pemprov bersilaturahami dan berkonsultasi dahulu kepada para tokoh sejarah atau generasi pendiri Kota Pontianak.
Firdaus juga berpesan jangan sampai menjadi perdebatan setelah terbangunnya icon kota tersebut. Dia mengambil contoh seperti Kota Surabaya yang iconnya Hiu dan Buaya yang diterima semua kalangan.
“Kalau kuntilanak secara fisik seperti apa. Mitosnya seperti apa. Jangan setelahnya jadi perdebatan,” katanya
Mari berandai-andai terlebih dahulu, jika tugu itu nantinya akan dibangun di pusat kota, memang akan membuat penarasan dari berbagai kalangan. Mulai dari warga lokal, wisatawan domestik, juga wisatawan mancanegara. Karena rasa penasaran ini pula maka berbondong-bondonglah menuju ke Tugu Kuntilanak.
Seperti yang dicita-citakan Kartius, tugu ini akan menjadi aset Kota Pontianak yang menjadi sumber pendapatan APBD. Pengunjung yang datang ke sana akan naik ke tugu, yang dibentuk seperti menara setinggi 100 meter. Biaya masuk saat ini masih dicontohkan saja, sekitar Rp 50.000 per orang.
Jika per harinya saja mencapai 500 pengunjung, itu artinya sebulan pendapatan dari tugu kuntilanak itu mencapai 750 juta. Dan warga sekitar juga bisa memanfaatkan icon kota tersebut dengan berjualan di sekitarnya.
Dan pertanyaannya kenapa harus tugu kuntilanak? Apakah tidak ada yang lain lagi dijadikan icon?
Menurut cerita dari turun temurun warga di sana yang dikutip dari blog kisah asal usul, Pontianak itu nama lain dari kuntilanak. Dulunya Pontianak merupakan hutan belantara yang kemudian dijadikan sebuah pedesaan. Dalam proses penebangan hutan tersebut, para pekerja kerap diganggu makhluk halus, yang dikenal kuntilanak.
Karena gangguan kuntilanak itu pula para pekerja ketakutan, dan sebagian ada yang ingin pulang ke kampung saja. Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang kemudian menjadi sultan pertama di Pontianak tersebut, mencari cara agar kuntilanak yang kerap meneror warganya berakhir.
Lalu dibawalah meriam ke tengah hutan, dan setiap kali ada gangguan kuntilanak, maka meriam tersebut diarahkan ke makluk halus. Berkali-kali meriam itu ditembakkan setiap ada gangguan, dan pada akhirnya kuntilanak atau Pontianak itu menghilang dengan sendirinya.
Nah, Pontianak itu kemudian dijadikan nama sebuah kota yang kita kenal dengan Kota Pontianak, Ibu Kotanya Kalimantan Barat. Cukup menarik, ya, asal usul sejarah kotanya? Benar atau tidaknya legenda warga tersebut, namun yang pasti, hanya Kota Pontianaklah mungkin satu-satunya kota di dunia yang mengambil nama makhluk halus sebagai nama kotanya.
Kartius juga dinilai dianggap syirik jika mendirikan tugu kuntilanak tersebut, “Kita berpikir kreatif dibilang gila, dibilang syirik,” ucapnya.
Jika dinilai keuntungan semata, memang hadirnya icon baru kuntilanak di kota tersebut menjanjikan. Hanya saja nilai filosofisnya dipertanyakan. Masa iya kita mengajarkan pada generasi yang akan datang dengan icon kuntilanak. Kalau tugu-tugu para pejuang misalnya, tentu jelas, nilai filosofisnya begitu erat dengan bangsa kita.
Tapi okelah, pro kontra itu biasa, hanya saja untuk proyek ini nantinya memang harus dipikirkan ulang lagi matang-matang, dan meminta pendapat dari para ulama. Benarkah mengundang mudarat jika mendirikannya? Jika begitu maka bisa menggantikan kuntilanak dengan icon yang lainnya.
Yang perlu dinggat adalah wisatawan yang betah berkunjung bukan sekadar wisatanya saja. Jika ini yang dinilai, maka lihatlah Danau Toba, danau terbesar di Indonesia itu sepi pengunjung. Satu-satunya alasannya adalah warga di sekitar yang tidak ‘ramah’. Dan pintu gerbang masuknya wisata sendiri, Kota Medan merupakan kota yang rawan bagi turis.
Nah, warga Pontianak sendiri bagaimana? Sudah siapkan menjadi warga yang terbuka bagi siapa saja, dan menjalin kerjasama dengan pemerintah terkait agar menjaga kebetahan bagi para wisatawan?
Kota Yogyakarta yang menjadi pusat liburan baik lokal, maupun asing, karena didukung warga Yogyakarta, dari kota sampai pedalamannya saling menjaga hati wisatawan. Mereka bahu membahu membuat betah wisatawan agar suatu hari datang kembali ke kotanya. Dan ini sungguh nyata, setiap yang pernah ke Yogyakarta, rindu untuk mengunjunginya lagi. [Klickberita.com]
Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi. Bagi yang meng-copy paste dari situs ini, wajib mencantumkan link kami, www.klickberita.com di bawah artikel.
Baca juga:
Menanti Pertunjukan Spektakuler Sunset di Pantai Ngeden
Tiga Candi Cantik Ini Tak Jauh dari Pusat Kota Yogyakarta
Tiga Pantai Bertebing seperti Pulau yang Eksotis di Gunungkidul
Posting Komentar untuk "Pro Kontra Pembangunan Tugu Kuntilanak di Pontianak "